<--mY biOgRaphy-->
02.44Seiring berjalannya waktu,, jennie itu tumbuh menjadi seorang anak perempuan yang baik hati,ramah,,tidak sombong,,,dan suka menabung(narsis dikit dunkz).
tanpa basa-basi,,,ceritanya dilangsungin aja ketika jennie sekolah di sekolah yang sangat terbaik Negeri Taluk Kuantan,,tepatnya SMA N.I.,,
Menurut teman-teman disekolahnya,, jennie itu teman yang baik,meski kadang-kadang jahilnya gak ketulungan,,,suka marah-marah g' jelas,,dan sering bantu temen kalau lagi susah...Ketika kelas X,,,jennie berdomisili di kelas X.3, kelas yang dikenal saaaangaatbaik dan rajin,,, tapi ketika dikelas XI,,anak perempuan yang manis ini,,memilih jurusan IPS tepatnya XI IPS I,, karena menurut dia,,jurusan IPS itu adalah jurusan yang tidak mementingkan image seperti jurusan lainnya,,dan lagi pula jurusan IPS itu adalah jurusan yang lebih MERAKYAT(g' tau deyh dari segi mananya).
Menurut pendapat guru-guru di sekolah,,, jennie itu termasuk anak yang rajin dan rada-rada pintar meskipun kalau dikelas mulutnya g' pernah bisa diam (ngoceh yang g' jelas),,,,,
Kedua orang tua jennie selalu bangga karena telah memiliki seorang buah hati sepertinya,,, sebab jennie selalu bisa membuat orangtuanya merasakan bahagia(amien,,,mudah-mudahan)....Hingga akhirnya jennie menginjak bangku kelas XII IPS I di SMA N.I teluk kuantan...
setamatnya dari SMA N.I teluk kuantan,, jennie kuliah di universitas malahayati bandar lampung... dengan jurusan yg sesuai keinginan ibunya,,,,, pada awalnya jennie sama sekali tidak ingin mengambil jurusan itu,,, tetapi setelah dijalani,, ia pun mulai menyenangi jurusan tsb... karena di sana ia menemukan seorang yg bisa di jadikan motivasi baginya,,,,,,,,,
mY wOrLd....!!!
02.48Kedudukan sumbu rotasi bumi yang miring membentuk sudut 23,5 derajat terhadap garis normal bidang orbit bumi mengelilingi matahari, menjadi penyebab adanya tatanan empat musim tahunan di belahan bumi utara dan selatan, dan di Indonesia hanya terdapat musim kemarau dan musim hujan. Dalam setahun Matahari melintasi ekuator dua kali, yang pertama sekitar tanggal 21 Maret dan yang kedua sekitar 23 September.
Tanggal 21 Maret kedudukan matahari berada di arah titik musim semi atau vernal equinox atau titik aries. Matahari berpindah dari belahan langit selatan menuju belahan langit utara.
Sedangkan tanggal 23 September matahri berada di arah titik musim gugur atau autumnal equinox. Matahari melintas dari belahan langit utara ke belahan langit selatan.
Dahulu titik Vernal Equinox berada di arah rasi bintang Aries, namun akibat presesi sumbu planet bumi, sekarang berada di arah rasi Pisces. Dan arah ini terus bergeser ke barat, sehingga 700 tahun lagi titik Aries mencapai rasi Aquarius.
Gerak presesi sumbu bumi mirip dengan gerak sumbu gasing (panggal) atau seolah-olah menelusuri dinding kerucut dengan kemiringan 23.5 derajat. Jalur yang ditempuh planet untuk mengelilingi matahari disebut orbit. Bumi membutuhkan waktu satu tahun atau 365 hari 6 jam untuk membuat satu orbit (365,25 hari). Setiap empat tahun, kelebihan jam itu ditambahakan ke bulan Februari, sehingga menjadi 366 hari. Tahun istimewa itu disebut tahun kabisat (tahun panjang ), dan tahun yang lainnya adalah tahun basit (tahun pendek= 365 hari). Penanggalan Julian yang berakar dari sistem penanggalan Julius Caesar (45 SM ) yang merupakan perubahan sistem penanggalan Romawi.
Perubahan selanjutnya dilakukan oleh Paus Gregorius XIII menjadi sistem Gregorian. Saat pergantian sistem penanggalan dari Julian ke Gregorian, dalam penanggalan tertulis tanggal 4 Oktober 1582 dan keesokan harinya tanggal berubah menjadi 15 Oktober 1582 (artinya menghilangkan 10 hari à 5 Okt - 14 Okt 1582).
Tahun kabisat tidak lagi untuk semua tahun yang habis dibagi 4, tetapi tahun kabisat adalah tahun yang habis dibagi 4 dan tidak habis dibagi 100. Dengan kata lain saat ini tahun kabisat adalah tahun yang habis dibagi 400, misalnya: Tahun 1700, 1800, 1900 merupakan tahun basit, karena habis dibagi 4 dan habis dibagi 100. Tahun 2000 adalah kabisat, karena habis dibagi 400.
Dengan aturan 1 tahun rata-rata penanggalan Gregorian adalah 365,2425 hari, menunjukkan ini lebih teliti dibandingkan penanggalan Julian sebelumnya yang menggunakan 365,25 hari. Hal ini mengurangi tahun kabisat yaitu 3 tahun kabisat per 400 tahun.
Adanya reformasi kalender surya atau kalender Masehi dari zaman mesir hingga kalender surya Gregorian menunjukkan bahwa pemahaman manusia terhadap kosmos tidak mendadak sempurna, bahkan perlu waktu ribuan tahun untuk memahami perubahan kecil yang baru terlihat efek kumulatifnya setelah beribu tahun kedepan.
Kenyataannya, menurut pengamatan modern pada awal abad 20, didapatkan bahwa 1 tahun tropis matahari rata-rata sekitar 365,242199 hari. Dengan demikian, masih ada peluang untuk reformasi kalender surya berikutnya.
"_ KOMET_"
01.38Ciri fisik
Ketika komet menghampiri bagian-dalam Tata Surya, radiasi dari matahari menyebabkan lapisan es terluarnya menguap. Arus debu dan gas yang dihasilkan membentuk suatu atmosfer yang besar tetapi sangat tipis di sekeliling komet, disebut coma. Akibat tekanan radiasi matahari dan angin matahari pada coma ini, terbentuklah ekor raksasa yang menjauhi matahari.
Coma dan ekor komet membalikkan cahaya matahari dan bisa dilihat dari bumi jika komet itu cukup dekat. Ekor komet berbeda-beda bentuk dan ukurannya. Semakin dekat komet tersebut dengan matahari, semakin panjanglah ekornya. Ada juga komet yang tidak berekor.
Ciri orbit
Komet bergerak mengelilingi matahari berkali-kali, tetapi peredarannya memakan waktu yang lama. Komet dibedakankan menurut rentangan waktu orbitnya. Rentangan waktu pendek adalah kurang dari 200 tahun dan rentangan waktu yang panjang adalah lebih dari 200 tahun. Secara umumnya bentuk orbit komet adalah elips.
Komet terkenal
Ada beberapa komet yang terkenal, misalnya:
- Komet Halley, muncul 76 tahun sekali.
- Komet West
- Komet Encke, muncul tiga tahun sekali
- Komet Hyakutake
- Komet Hale-Bopp
Rasi BinTang...!!!
03.35Rasi Bintang...
Suatu rasi bintang atau konstelasi adalah sekelompok bintang yang tampak berhubungan membentuk suatu konfigurasi khusus. Dalam ruang tiga dimensi, kebanyakan bintang yang kita amati tidak memiliki hubungan satu dengan lainnya, tetapi dapat terlihat seperti berkelompok pada bola langit malam. Manusia memiliki kemampuan yang sangat tinggi dalam mengenali pola dan sepanjang sejarah telah mengelompokkan bintang-bintang yang tampak berdekatan menjadi rasi-rasi bintang. Susunan rasi bintang yang tidak resmi, yaitu yang dikenal luas oleh masyarakat tapi tidak diakui oleh para ahli astronomi atau Himpunan Astronomi Internasional, juga disebut asterisma. Bintang-bintang pada rasi bintang atau asterisma jarang yang mempunyai hubungan astrofisika; mereka hanya kebetulan saja tampak berdekatan di langit yang
tampak dari Bumi dan biasanya terpisah sangat jauh.Pengelompokan bintang-bintang menjadi rasi bintang sebenarnya cukup acak, dan kebudayaan yang berbeda akan memiliki rasi bintang yang berbeda pula, sekalipun beberapa yang sangat mudah dikenali biasanya seringkali ditemukan, misalnya Orion atau Scorpius.
Himpunan Astronomi Internasional telah membagi langit menjadi 88 rasi bintang resmi dengan batas-batas yang jelas, sehingga setiap arah hanya dimiliki oleh satu rasi bintang saja. Pada belahan bumi (hemisfer) utara, kebanyakan rasi bintangnya didasarkan pada tradisi Yunani, yang diwariskan melalui Abad Pertengahan, dan mengandung simbol-simbol Zodiak.
Beragam pola-pola lainnya yang tidak resmi telah ada bersama-sama dengan rasi bintang dan disebut asterisma, seperti Bajak (juga dikenal di Amerika Serikat sebagai Big Dipper) dan Little Dipper
Daftar rasi bintang
Pada sidang umumnya yang pertama tahun 1922, Persatuan Astronomi Internasional (IAU) secara resmi mengadopsi daftar modern 88 rasi. Dalam sidang umum tersebut diputuskan juga penggunaan secara eksklusif nama latin dan singkatan dengan tiga huruf dalam penyebutannya.[1] Eugène Delporte kemudian ditunjuk untuk mendefinisikan batas-batas yang tegas untuk tiap rasi, sehingga setiap titik di langit pasti berada dalam wilayah satu rasi, dan tidak mungkin tumpang tindih dengan rasi yang lain.
Sebenarnya istilah rasi lebih tepat digunakan untuk mendefinisikan suatu daerah tertentu pada bola langit, namun istilah itu sudah digunakan secara luas untuk menyebut sebuah pola susunan bintang yang dikandung oleh daerah tersebut.
Rasi modern
rasi | singkatan | nama genitif | asal usul nama | arti | |
---|---|---|---|---|---|
Andromeda IPA: [ænˈdɹɑ.mə.də] | And | Andromedae IPA: [ænˈdɹɑ.mə.di] | Yunani kuno (Ptolemaeus) | putri Andromeda | |
Antlia IPA: [ˈænt.li.ə] | Ant | Antliae IPA: [ˈænt.li.i] | 1763, Lacaille | pompa air | |
Apus IPA: [ˈei.pəs] | Aps | Apodis IPA: [ˈæ.pə.dɪs] | 1603, Uranometria, ciptaan Keyser dan de Houtman | cendrawasih | |
Aquarius IPA: [əˈkwe.ɹi.əs] | Aqr | Aquarii IPA: [əˈkwe.ɹi.ai] | Yunani kuno (Ptolemaeus) | pembawa air | |
Aquila IPA: [ˈæ.kwə.lə] | Aql | Aquilae IPA: [ˈæ.kwə.li] | Yunani kuno (Ptolemaeus) | elang | |
Ara IPA: [ˈe.ɹə] | Ara | Arae IPA: [ˈe.ɹi] | Yunani kuno (Ptolemaeus) | altar | |
Aries IPA: [ˈe.ɹiz] | Ari | Arietis IPA: [əˈɹai.ə.tɪs] | Yunani kuno (Ptolemaeus) | domba jantan | |
Auriga IPA: [ɔˈɹai.gə] | Aur | Aurigae IPA: [ɔˈɹai.dʒi] | Yunani kuno (Ptolemaeus) | sais kereta perang | |
Boötes IPA: [bouˈou.tiz] | Boo | Boötis IPA: [bouˈou.tɪs] | Yunani kuno (Ptolemaeus) | penggembala | |
Caelum IPA: [ˈsi.ləm] | Cae | Caeli IPA: [ˈsi.lai] | 1763, Lacaille | pahat | |
Camelopardalis IPA: [ kʰəˌmɛ.ləˈpʰaɹ.də.lɪs] | Cam | Camelopardalis IPA: [ kʰəˌmɛ.ləˈpʰaɹ.də.lɪs] | 1624, Bartsch [2] | jerapah | |
Cancer IPA: [ˈkʰæn.sɚ] | Cnc | Cancri IPA: [ˈkʰæŋ.kɹai] | Yunani kuno (Ptolemaeus) | ketam | |
Canes Venatici IPA: [ˈkʰei.niz vɪˈnæ.tə.sai] | CVn | Canum Venaticorum IPA: [ˈkʰei.nəm vɪˌnæ.təˈkʰo.ɹəm] | 1690, Firmamentum Sobiescianum, Hevelius | anjing-anjing pemburu | |
Canis Major IPA: [ˈkʰei.nɪs ˈmei.dʒɚ] | CMa | Canis Majoris IPA: [ˈkʰei.nɪs məˈdʒo.ɹɪs] | Yunani kuno (Ptolemaeus) | anjing besar | |
Canis Minor IPA: [ˈkʰei.nɪs ˈmai.nɚ] | CMi | Canis Minoris IPA: [ˈkʰei.nɪs mɪˈno.ɹɪs] | Yunani kuno (Ptolemaeus) | anjing kecil | |
Capricornus IPA: [ˌkʰæ.pɹəˈkʰɔɹ.nəs] | Cap | Capricorni IPA: [ˌkʰæ.pɹəˈkʰɔɹ.nai] | Yunani kuno (Ptolemaeus) | kambing laut | |
Carina IPA: [kʰəˈɹai.nə] | Car | Carinae IPA: [kʰəˈɹai.ni] | 1763, Lacaille, dipisahkan dari Argo Navis | lunas kapal Argo | |
Cassiopeia IPA: [ˌkʰæ.si.əˈpʰi.ə] | Cas | Cassiopeiae IPA: [ˌkʰæ.si.əˈpʰi.i] | Yunani kuno (Ptolemaeus) | ratu Ethiopia | |
Centaurus IPA: [sɛnˈtʰɔ.ɹəs] | Cen | Centauri IPA: [sɛnˈtʰɔ.ɹai] | Yunani kuno (Ptolemaeus) | Centaur | |
Cepheus IPA: [ˈsi.fi.əs] | Cep | Cephei IPA: [ˈsi.fi.ai] | Yunani kuno (Ptolemaeus) | raja Ethiopia | |
Cetus IPA: [ˈsi.təs] | Cet | Ceti IPA: [ˈsi.taɪ] | Yunani kuno (Ptolemaeus) | ikan paus | |
Chamaeleon IPA: [kʰəˈmi.li.ən] | Cha | Chamaeleontis IPA: [kʰəˌmi.liˈɑn.tɪs] | 1603, Uranometria, ciptaan Keyser dan de Houtman | bunglon | |
Circinus IPA: [ˈsɝ.sə.nəs] | Cir | Circini IPA: [ˈsɝ.sə.nai] | 1763, Lacaille | kompas | |
Columba IPA: [kʰɵˈlʌm.bə] | Col | Columbae IPA: [kʰɵˈlʌm.bi] | 1679, Royer, dipisahkan dari Canis Major | merpati | |
Coma Berenices IPA: [ˈkʰou.mə ˌbɛ.ɹəˈnai.siz] | Com | Comae Berenices IPA: [ˈkʰou.mi ˌbɛ.ɹəˈnai.siz] | 1603, Uranometria, dipisahkan dari Leo | rambut Berenice | |
Corona Australis [3] IPA: [kʰɵˈɹou.nə ɔˈstɹei.lɪs] | CrA | Coronae Australis IPA: [kʰɵˈɹou.ni ɔˈstɹei.lɪs] | Yunani kuno (Ptolemaeus) | mahkota selatan | |
Corona Borealis IPA: [kʰɵˈɹou.nə ˌbo.ɹiˈei.lɪs] | CrB | Coronae Borealis IPA: [kʰɵˈɹou.ni ˌbo.ɹiˈei.lɪs] | Yunani kuno (Ptolemaeus) | mahkota utara | |
Corvus IPA: [ˈkʰɔɹ.vəs] | Crv | Corvi IPA: [ˈkʰɔɹ.vai] | Yunani kuno (Ptolemaeus) | burung gagak | |
Crater IPA: [ˈkʰɹei.tɚ] | Crt | Crateris IPA: [kʰɹəˈtʰi.ɹɪs] | Yunani kuno (Ptolemaeus) | cangkir | |
Crux IPA: [ˈkʰɹʌks] | Cru | Crucis IPA: [ˈkʰɹu.sɪs] | 1603, Uranometria, dipisahkan dari Centaurus | salib selatan | |
Cygnus IPA: [ˈsɪg.nəs] | Cyg | Cygni IPA: [ˈsɪg.nai] | Yunani kuno (Ptolemaeus) | angsa | |
Delphinus IPA: [dɛlˈfai.nəs] | Del | Delphini IPA: [dɛlˈfai.nai] | Yunani kuno (Ptolemaeus) | lumba-lumba | |
Dorado IPA: [dɵˈɹei.dou] | Dor | Doradus IPA: [dɵˈɹei.dəs] | 1603, Uranometria, ciptaan Keyser dan de Houtman | ikan todak | |
Draco IPA: [ˈdɹei.kou] | Dra | Draconis IPA: [dɹəˈkʰou.nɪs] | Yunani kuno (Ptolemaeus) | naga | |
Equuleus IPA: [ɪˈkʰwu.li.əs] | Equ | Equulei IPA: [ɪˈkʰwu.li.ai] | Yunani kuno (Ptolemaeus) | kuda kecil | |
Eridanus IPA: [ɪˈɹɪ.də.nəs] | Eri | Eridani IPA: [ɪˈɹɪ.də.nai] | Yunani kuno (Ptolemaeus) | sungai | |
Fornax IPA: [ˈfɔɹ.næks] | For | Fornacis IPA: [fɔɹˈnei.sɪs] | 1763, Lacaille | tungku | |
Gemini IPA: [ˈdʒɛ.mə.nai] | Gem | Geminorum IPA: [ˌdʒɛ.məˈno.rəm] | Yunani kuno (Ptolemaeus) | kembar | |
Grus IPA: [ˈgɹʌs] | Gru | Gruis IPA: [ˈgɹu.ɪs] | 1603, Uranometria, ciptaan Keyser dan de Houtman | burung bangau | |
Hercules IPA: [ˈhɝ.kjə.liz] | Her | Herculis IPA: [ˈhɝ.kjə.lɪs] | Yunani kuno (Ptolemaeus) | Hercules, anak Zeus | |
Horologium IPA: [ˌhɑ.ɹəˈlou.dʒi.əm] | Hor | Horologii IPA: [ˌhɑ.ɹəˈlou.dʒi.ai] | 1763, Lacaille | jam | |
Hydra IPA: [ˈhai.dɹə] | Hya | Hydrae IPA: [ˈhai.dɹi] | Yunani kuno (Ptolemaeus) | naga laut | |
Hydrus IPA: [ˈhai.dɹəs] | Hyi | Hydri IPA: [ˈhai.dɹai] | 1603, Uranometria, ciptaan Keyser dan de Houtman | ular air | |
Indus IPA: [ˈɪn.dəs] | Ind | Indi IPA: [ˈɪn.dai] | 1603, Uranometria, ciptaan Keyser dan de Houtman | Indian | |
Lacerta IPA: [ləˈsɝ.tə] | Lac | Lacertae IPA: [ləˈsɝ.ti] | 1690, Firmamentum Sobiescianum, Hevelius | kadal | |
Leo IPA: [ˈli.ou] | Leo | Leonis IPA: [liˈou.nɪs] | Yunani kuno (Ptolemaeus) | singa | |
Leo Minor IPA: [ˈli.ou ˈmai.nɚ] | LMi | Leonis Minoris IPA: [liˈou.nɪs mɪˈno.ɹɪs] | 1690, Firmamentum Sobiescianum, Hevelius | singa kecil | |
Lepus IPA: [ˈli.pəs] | Lep | Leporis IPA: [ˈlɛ.pə.ɹɪs] | Yunani kuno (Ptolemaeus) | kelinci | |
Libra IPA: [ˈlai.bɹə] | Lib | Librae IPA: [ˈlai.bɹi] | Yunani kuno (Ptolemaeus) | timbangan | |
Lupus IPA: [ˈlu.pəs] | Lup | Lupi IPA: [ˈlu.pai] | Yunani kuno (Ptolemaeus) | serigala | |
Lynx IPA: [ˈlɪŋks] | Lyn | Lyncis IPA: [ˈlɪn.sɪs] | 1690, Firmamentum Sobiescianum, Hevelius | lynx | |
Lyra IPA: [ˈlai.ɹə] | Lyr | Lyrae IPA: [ˈlai.ɹi] | Yunani kuno (Ptolemaeus) | sejenis kecapi | |
Mensa IPA: [ˈmɛn.sə] | Men | Mensae IPA: [ˈmɛn.si] | 1763, Lacaille | meja | |
Microscopium IPA: [ˌmai.kɹəˈskou.pi.əm] | Mic | Microscopii IPA: [ˌmai.kɹəˈskou.pi.ai] | 1763, Lacaille | mikroskop | |
Monoceros IPA: [mɵˈnɑ.sə.ɹɑs] | Mon | Monocerotis IPA: [mɵˌnɑ.səˈɹou.tɪs] | 1624, Bartsch | kuda bertanduk | |
Musca IPA: [ˈmʌ.skə] | Mus | Muscae IPA: [ˈmʌ.si] | 1603, Uranometria, ciptaan Keyser dan de Houtman | lalat | |
Norma IPA: [nɔɹˈmə] | Nor | Normae IPA: [nɔɹˈmi] | 1763, Lacaille | timbangan datar | |
Octans IPA: [ˈɑk.tænz] | Oct | Octantis IPA: [ɑkˈtʰæn.tɪs] | 1763, Lacaille | oktan | |
Ophiuchus IPA: [ˌou.fiˈju.kəs] | Oph | Ophiuchi IPA: [ˌou.fiˈju.kaɪ] | Yunani kuno (Ptolemaeus) | tangan naga | |
Orion IPA: [ɵˈɹai.ən] | Ori | Orionis IPA: [ˌo.ɹiˈou.nɪs] | Yunani kuno (Ptolemaeus) | pemburu | |
Pavo IPA: [ˈpʰei.vou] | Pav | Pavonis IPA: [pʰəˈvou.nɪs] | 1603, Uranometria, ciptaan Keyser dan de Houtman | merak | |
Pegasus IPA: [ˈpʰɛ.gə.səs] | Peg | Pegasi IPA: [ˈpʰɛ.gə.sai] | Yunani kuno (Ptolemaeus) | kuda bersayap | |
Perseus IPA: [ˈpʰɝ.sjus] | Per | Persei IPA: [ˈpʰɝ.si.ai] | Yunani kuno (Ptolemaeus) | Perseus | |
Phoenix IPA: [ˈfi.nɪks] | Phe | Phoenicis IPA: [fɪˈnai.sɪs] | 1603, Uranometria, ciptaan Keyser dan de Houtman | Phoenix | |
Pictor IPA: [ˈpʰɪk.tɚ] | Pic | Pictoris IPA: [pʰɪkˈtʰo.ɹɪs] | 1763, Lacaille | kuda-kuda | |
Pisces IPA: [ˈpʰai.siz] | Psc | Piscium IPA: [ˈpʰɪ.ʃi.əm] | Yunani kuno (Ptolemaeus) | ikan | |
Piscis Austrinus IPA: [ˈpʰai.sɪs ɔˈstɹai.nəs] | PsA | Piscis Austrini IPA: [ˈpʰai.sɪs ɔˈstɹai.nai] | Yunani kuno (Ptolemaeus) | ikan selatan | |
Puppis IPA: [ˈpʰʌ.pɪs] | Pup | Puppis IPA: [ˈpʰʌ.pɪs] | 1763, Lacaille, dipisahkan dari Argo Navis | buritan kapal Argo | |
Pyxis IPA: [ˈpʰɪk.sɪs] | Pyx | Pyxidis IPA: [ˈpʰɪk.sədɪs] | 1763, Lacaille | kompas kapal Argo | |
Reticulum IPA: [ɹɪˈtʰɪ.kjə.ləm] | Ret | Reticuli IPA: [ɹɪˈtʰɪk.jə.lai] | 1763, Lacaille | jaring | |
Sagitta IPA: [səˈdʒɪ.tə] | Sge | Sagittae IPA: [səˈdʒɪ.ti] | Yunani kuno (Ptolemaeus) | anak panah | |
Sagittarius IPA: [ˌsæ.dʒəˈtʰe.ɹi.əs] | Sgr | Sagittarii IPA: [ˌsæ.dʒəˈtʰe.ɹi.ai] | Yunani kuno (Ptolemaeus) | pemanah | |
Scorpius IPA: [ˈskɔɹ.pi.əs] | Sco | Scorpii IPA: [ˈskɔɹ.pi.ai] | Yunani kuno (Ptolemaeus) | kalajengking | |
Sculptor IPA: [ˈskʌlp.tɚ] | Scl | Sculptoris IPA: [skʌlpˈtʰo.ɹɪs] | 1763, Lacaille | alat pemahat | |
Scutum IPA: [ˈskju.təm] | Sct | Scuti IPA: [ˈskju.tai] | 1690, Firmamentum Sobiescianum, Hevelius | perisai | |
Serpens [4] IPA: [ˈsɝ.pɛnz] | Ser | Serpentis IPA: [sɝˈpʰɛn.tɪs] | Yunani kuno (Ptolemaeus) | ular | |
Sextans IPA: [ˈsɛk.stænz] | Sex | Sextantis IPA: [sɛkˈstæn.tɪs] | 1690, Firmamentum Sobiescianum, Hevelius | sekstan | |
Taurus IPA: [ˈtʰɔ.ɹəs] | Tau | Tauri IPA: [ˈtʰɔ.ɹai] | Yunani kuno (Ptolemaeus) | lembu jantan | |
Telescopium IPA: [ˌtʰɛ.ləˈskou.pi.əm] | Tel | Telescopii IPA: [ˌtʰɛ.ləˈskou.pi.ai] | 1763, Lacaille | teleskop | |
Triangulum IPA: [tʰɹaiˈæŋ.gjə.ləm] | Tri | Trianguli IPA: [tʰɹaiˈæŋ.gjə.lai] | Yunani kuno (Ptolemaeus) | segitiga | |
Triangulum Australe IPA: [tʰɹaiˈæŋ.gjə.ləm ɔˈstrɹei.li] | TrA | Trianguli Australis IPA: [tʰɹaiˈæŋ.gjə.lai ɔˈstɹei.lɪs] | 1603 Uranometria, ciptaan Keyser dan de Houtman | segitiga selatan | |
Tucana IPA: [tʰjʊˈkʰei.nə] | Tuc | Tucanae IPA: [tʰjʊˈkʰei.ni] | 1603 Uranometria, ciptaan Keyser dan de Houtman | burung tukan | |
Ursa Major IPA: [ˈɝ.sə ˈmei.dʒɚ] | UMa | Ursae Majoris IPA: [ˈɝ.si məˈdʒo.ɹɪs] | Yunani kuno (Ptolemaeus) | beruang besar | |
Ursa Minor IPA: [ˈɝ.sə ˈmai.nɚ] | UMi | Ursae Minoris IPA: [ˈɝ.si mɪˈno.ɹɪs] | Yunani kuno (Ptolemaeus) | beruang kecil | |
Vela IPA: [ˈvi.lə] | Vel | Velorum IPA: [vɪˈlo.ɹəm] | 1763, Lacaille, dipisahkan dari Argo Navis | layar kapal Argo | |
Virgo IPA: [ˈvɝ.gou] | Vir | Virginis IPA: [ˈvɝ.dʒə.nɪs] | Yunani kuno (Ptolemaeus) | sang perawan | |
Volans IPA: [ˈvou.lænz] | Vol | Volantis IPA: [vɵˈlæn.tɪs] | 1603, Uranometria, ciptaan Keyser dan de Houtman | ikan terbang | |
aLL about AsTronomy
03.19Astronomi, yang secara etimologi berarti "ilmu bintang" (dari Yunani: άστρο, + νόμος), adalah ilmu yang melibatkan pengamatan dan penjelasan kejadian yang terjadi di luar Bumi dan atmosfernya. Ilmu ini mempelajari asal-usul, evolusi, sifat fisik dan kimiawi benda-benda yang bisa dilihat di langit (dan di luar Bumi), juga proses yang melibatkan mereka.
Astronomi di Indonesia
Masyarakat tradisional
Seperti kebudayaan-kebudayaan lain di dunia, masyarakat asli Indonesia sudah sejak lama menaruh perhatian pada langit. Keterbatasan pengetahuan membuat kebanyakan pengamatan dilakukan untuk keperluan astrologi. Pada tingkatan praktis, pengamatan langit digunakan dalam pertanian dan pelayaran. Dalam masyarakat Jawa misalnya dikenal pranatamangsa, yaitu peramalan musim berdasarkan gejala-gejala alam, dan umumnya berhubungan dengan tata letak bintang di langit.
Nama-nama asli daerah untuk penyebutan obyek-obyek astronomi juga memperkuat fakta bahwa pengamatan langit telah dilakukan oleh masyarakat tradisional sejak lama. Lintang Waluku adalah sebutan masyarakat Jawa tradisional untuk menyebut tiga bintang dalam sabuk Orion dan digunakan sebagai pertanda dimulainya masa tanam. Gubuk Penceng adalah nama lain untuk rasi Salib Selatan dan digunakan oleh para nelayan Jawa tradisional dalam menentukan arah selatan. Joko Belek adalah sebutan untuk Planet Mars, sementara lintang kemukus adalah sebutan untuk komet. Sebuah bentangan nebula raksasa dengan fitur gelap di tengahnya disebut sebagai Bimasakti